Kamis, 25 November 2010

NORMA DAN NILAI IKLAN PT. DJARUM

Saya melihat iklan PT Djarum tersebut dalam 3 sudut pandang: Konsep,
Eksekusi, dan Regulasi.

Konsep.
Dari segi konsep, iklan tersebut hanya punya satu keistimewaan konsep,
yaitu konsep iklan dengan format film pendek tanpa dialog. Audiens hanya
diarahkan pada pesan-pesan visual, dan menciptakan persepsi mereka (audiens)
sendiri mengenai iklan itu, sehingga audiens akan terus melihat sampai detik
terakhir. Saya melihat Djarum ingin mengklaim posisi mereka sebagai produsen
yang selalu setia dengan konsumennya, melalui cerita yang ditampilkan.
Selebihnya, tidak ada yang istimewa. Pabrik rokok manapun bisa bikin iklan
korporat seperti itu. Dari segi content, ceritanya biasa saja. Sudah banyak
iklan yang menyajikan tema persahabatan seperti itu. tapi, mungkin kelebihan
dari iklan ini adalah bukti konsistensi dari Djarum yang selalu menonjolkan
persahabatan sebagai tema iklannya. Mulai dari Djarum coklat, Djarum 76,
atau LA.
Ada lagi satu pesan yang saya tangkap dari iklan ini. Sepertinya Djarum
ingin mengatakan : Hey! Saya bisa bikin iklan terlama dalam sejarah iklan di
Indonesia !

Eksekusi.
Dari sudut pandang eksekusi, iklan Djarum tersebut cukup jelas dalam
menerjemahkan konsep yang sudah dibuat. Hanya, durasi 5 menit dengan pesan
yang sebenarnya bisa dibuat dalam waktu 30 detik, menjadikan iklan ini hanya
wasting money…
Padahal, menurut saya, iklan yang kreatif adalah iklan yang mampu mengemas
pesan secara jelas, komunikatif, persuasif, dan inovatif dalam waktu
singkat.
Juga, akhirnya muncul 2 pesan yang tidak berhubungan. Pertama, Djarum ingin
menunjukkan bahwa mereka adalah sahabat sejati bagi konsumennya. Kedua,
Djarum ingin menunjukkan bahwa mereka cukup kaya dengan mampu membuat iklan
selama 5 menit, di hampir seluruh stasiun TV, dalam belasan hari…..
Mungkin, keunikan iklan tersebut hanya terletak pada durasinya saja.

Regulasi.
Masalah itu iklan korporat atau bukan, bisa dilihat dari aturan itu
sendiri. Kalau tidak salah, yang tidak boleh adalah menampilkan produk, atau
kegiatan merokok. Sementara brand, tidak apa-apa. Mungkin celah ini yang
dipakai oleh Djarum, sehingga dalam endingnya pun tidak diberi peringatan
pemerintah, layaknya iklan rokok. Dalam hal ini, saya tidak mempermasalahkan
mengenai regulasi. Jam berapapun ditayangkan, Djarum tidak bisa dianggap
menyalahi aturan. Djarum tidak menampilkan bungkus, tidak menampilkan gambar
rokok, apalagi kegiatan merokok. Mereka hanya menampilkan logo perusahaan,
yaitu PT. Djarum (bukan Djarum Super, bukan 76, bukan coklat, atau LA).
Logikanya, kalau brand perusahaan juga tidak boleh, terus mereka mau masang
iklan yang seperti apa? Iklan tersebut menampilkan sebuah pesan mengenai
persahabatan dan perdamaian. Cocok dengan kondisi kampanye yang sensitif.
Bahkan, Djarum bisa dikategorikan menampilkan iklan layanan masyarakat, jika
saja dibelakangnya diberi embel-embel : iklan layanan masyarakat ini
dipersembahkan oleh…..

Jadi, kesimpulannya, iklan Djarum tema “Persahabatan sejati” bukan iklan
yang kreatif, karena pengemasan pesannya biasa, bahkan tidak memperhitungkan
anggaran dan waktu, tapi iklan yang unik, karena belum pernah ada di
Indonesia iklan selama itu, serta tidak dapat dikategorikan melanggar
regulasi, karena iklan korporat tersebut tidak menampilkan aktivitas
mengenai rokok, kecuali Logo perusahaan. Entah kalau Brand pun sudah
dikategorikan dilarang…...




SUMBER :
http://groups.yahoo.com/group/kritik-iklan/message/17984

KONFLIK DI DALAM ORGANISASI

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.


Definisi konflik

Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.

  1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
  2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
  3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
  4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
  5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
  6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
  7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
  8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
  9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
  10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381

Konflik Menurut Robbin

Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:

  1. Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
  2. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View. Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.
  3. Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif.

Konflik Menurut Stoner dan Freeman

Stoner dan Freeman(1989:392) membagi pandangan menjadi dua bagian, yaitu pandangan tradisional (Old view) dan pandangan modern (Current View):

  1. Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan. Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan manajer dalam merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai pihak manajemen bertugas meminimalisasikan konflik.
  2. Pandangan modern. Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai – nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama.

Konflik Menurut Myers

Selain pandangan menurut Robbin dan Stoner dan Freeman, konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu: tradisional dan kontemporer (Myers, 1993:234)

  1. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang di kelompok atau organisasi itu sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.
  2. Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi. Konflik dianggap sebagai suatu hal yang wajar di dalam organisasi. Konflik bukan dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif untuk membangun organisasi tersebut, misalnnya bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi.

Konflik Menurut Peneliti Lainnya

  1. Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini dimaksudkan apabila kita ingin mengetahui konflik berarti kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk. Menurut Myers, Jika komunikasi adalah suatu proses transaksi yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik (1982: 234). Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan (Stewart & Logan, 1993:341). Konflik tidak selalu diidentifikasikan sebagai terjadinya saling baku hantam antara dua pihak yang berseteru, tetapi juga diidentifikasikan sebagai ‘perang dingin’ antara dua pihak karena tidak diekspresikan langsung melalui kata – kata yang mengandung amarah.
  2. Konflik tidak selamanya berkonotasi buruk, tapi bisa menjadi sumber pengalaman positif (Stewart & Logan, 1993:342). Hal ini dimaksudkan bahwa konflik dapat menjadi sarana pembelajaran dalam memanajemen suatu kelompok atau organisasi. Konflik tidak selamanya membawa dampak buruk, tetapi juga memberikan pelajaran dan hikmah di balik adanya perseteruan pihak – pihak yang terkait. Pelajaran itu dapat berupa bagaimana cara menghindari konflik yang sama supaya tidak terulang kembali di masa yang akan datang dan bagaimana cara mengatasi konflik yang sama apabila sewaktu – waktu terjadi kembali.

Teori-teori konflik

Ada tiga teori konflik yang menonjol dalam ilmu sosial. Pertama adalah teori konflik C. Gerrtz, yaitu tentang primodialisme, kedua adalah teori konflik Karl. Marx, yaitu tentang pertentangan kelas, dan ketiga adalah teori konflik James Scott, yaitu tentang Patron Klien.

Faktor penyebab konflik

  • Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

  • Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

  • Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

  • Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

Jenis-jenis konflik

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :

  • konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
  • konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
  • konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
  • konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
  • konflik antar atau tidak antar agama
  • konflik antar politik.

Akibat konflik

Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :

  • meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
  • keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
  • perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
  • kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
  • dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:

  • Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
  • Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik.
  • Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
  • Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.

Contoh konflik




SUMBER :

http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

CSR Pertamina Rp120 Miliar

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang


Contoh Penerapan dalam perusahaan :

PT Pertamina (Persero) pada tahun 2009 menyiapkan dana Rp120 miliar untuk program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan pendidikan, kesehatan, pelestarian lingkungan, perbaikan infrastruktur maupun bantuan untuk korban bencana alam.

Menurut Manajer CSR Pertamina Rusi Sastiawan, pihaknya berusaha agar dana CSR tersebut bisa tersalurkan secara maksimal, melalui program yang berkelanjutan dan program insidentil.

Program berkelanjutan yang dilakukan berupa pemberian bantuan kacamata untuk anak SD dan SMP, klinik gigi untuk anak SD, pembudidayaan tanaman jarak sekaligus pengembangan produk turunannya dan program peningkatan gizi balita dan ibu hamil serta pemberian sepeda untuk sekolah.

“Kami siapkan 1300 sepeda untuk diserahkan ke sejumlah sekolah di Pulau Jawa dan kemudian diberikan kepada murid yang membutuhkan,”

Pemberian beasiswa, renovasi sekolah, perbaikan fasilitas olahraga di sekolah dan fasilitas komputer ke sejumlah kampus, merupakan bagian dari program CSR Pertamina.

Program berkelanjutan CSR Pertamina juga mencakup program penghijauan dengan memberikan 1000 alat biopori di wilayah DKI Jakarta.



Sumber :

http://matanews.com/2009/03/03/csr-pertamina-rp120-miliar/

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan

Etika dalam Pasar Bebas

Pengertian Pasar Bebas
Pasar Bebas adalah suatu pasar dimana harga barang-barang dan jasa disusun secara lengkap oleh ketidak saling memaksa yang disetujui oleh para penjual dan pembeli, ditetapkan pada umumnya oleh hukum penawaran dan permintaan dengan tanpa campur tangan pemerintah dalam regulasi harga, penawaran dan permintaan.

Peran Pemerintah
Mengawasi agar akibat ekstern kegiatan ekonomi yang merugikan dapat dihindari
Menyediakan barang public yang cukup hingga masyarakat dapat membelinya dengan mudah dan murah
Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan yang besar yang dapat mempengaruhi pasar
Menjamin agar kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak menimbulkan ketidaksetaraan dalam masyarakat
Memastikan pertumbuhan ekonomi dapat diwujudkan secara efisien
Campur tangan pemerintah dalam ekonomi dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu:
Membuat undang-undang. Undang-undang diperlukan untuk mempertinggi efisiensi mekanisme pasar, menciptakan dasaran social ekonomi dan menciptakan pertandingan bebas sehingga tidak ada kekuatan monopoli.
Secara langsung melakukan kegiatan ekonomi (mendirikan perusahaan) dengan produksi barang publik
Melakkukan kebijakkan fiskal dan moneter. Kebijakkan fiscal diperlukan masyarakat bahwa pemerintah dapat menetapkan anggran belanja dan penerimaan Negara secara seimbang. Kebijakkan moneter diperlukan untuk mengendalikan tingkat harga-harga agar tetap stabil. Akan tetapi pada akhirnya kebijakkan moneter adalah peranan uang dalam kegiatan ekonomi.



Teori tentang pasar bebas
Adam Smith (1723-1790), dengan bukunya An Inquiry into Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776). Menurutnya, pasar bebas berdasar kebebasan inisiatif partikelir (freedom of private initiative) akan melahirkan efisiensi ekonomi maksimal melalui pengaturan "tangan tak tampak" (invisible hand). Pengaturan oleh "tangan tak tampak" adalah pengaturan melalui mekanisme bebas permintaan dan penawaran, atau mekanisme pasar bebas berdasar free private enterprise, yang oleh Paul Samuelson, pemenang hadiah Nobel bidang Ekonomi (1970), disebut competitive private-property capitalism.
Peran negara minimal ini, ditegaskan lebih lanjut oleh Friedriech August von Hayek, yang mengatakan, peran negara bukan untuk mengintervensi spontaneous orde yang muncul dalam pasar. Peran negara justru untuk melindungi spontaneous order tersebut dari intervensi manusia, apakah itu para politisi atau kelompok-kelompok kepentingan seperti serikat buruh.

Pasar bebas adalah pasar ideal, di mana seluruh keputusan ekonomi dan aksi oleh individu yang berhubungan dengan uang, barang, dan jasa adalah sukarela, dan oleh karena itu tanpa maling.

Ekonomi pasar bebas adalah ekonomi di mana pasar relatif bebas




Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_bebas
http://ekonomi-indonesia-bisnis.infogue.com/tantangan_pasar_bebas_indonesia
http://rindaasytuti.wordpress.com/2010/06/29/pasar-bebas-dan-kebijakkan-pemerintah-tinjauan-ekonomi-konvensional-dan-ekonomi-islam/
http://faridsasak-created.blogspot.com/2008/05/pasar-bebas-dan-globalisasi.html

Senin, 18 Oktober 2010

NILAI-NILAI BUDAYA KERJA

Nilai - nilai budaya kerja

Dengan visi dan misi yang baru, telah terformulasi rumusan nilai-nilai budaya kerja yang digali dari proses internalisasi yang menjadi panduan bagi seluruh karyawan Bank DKI sekaligus sebagai code of conduct

KTTP DKI

Komitmen - Teamwork - Profesional - Pelayanan - Disiplin - Kerjakeras - Integritas


Komitmen 

menjunjung tinggi nilai - nilai yang disepakati dan bertanggung jawab dengan sepenuh hati

Panduan perilaku :

* memegang teguh dan berupaya keras untuk mencapai target 

* melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab

* dapat dipecaya dalam mengemban setiap pekerjaan yang benar

* menjalankan tugas mengikuti aturan yang berlaku 

* menindak lanjuti setiap masalah yang menjadi tanggung-jawab saya dan memastikan penyelesaiannya hingga tuntas


Teamwork

kerjasama yang  dilandasi  semangat saling menghargai dan menghormati untuk mencapai hasil yang terbaik

Panduan perilaku :

* bersedia mendengar dan menghargai pendapat orang lain

* tidak memasakkan kehendak atau pendapat pribadi

* aktif memberi saran, pendapat untuk keberhasilan tim

* berpikir positif 

* bersedia bekerja dengan penuh keikhlasan, tanggung jawab dan dedikasi


Profesional 

menjalankan tugas sesuai dengan keahlian, keterampilan dan pengetahuan dibidangnya untuk mencapai kinerja terbaik dengan tetap menjunjung tinggi kode etik bankir.

Paduan perilaku : 

* bekerja  efektif dan efisien 

* inovatif dan kreatif

*  selalu belajar untuk menggembangkan keterampilan, pengetahuan dan keahlian

* positif thingking

* berwawasan luas dan pandangan jauh kedepan 

* bekerja berdasarkan prinsip kehati - hatian ( prudent)


Pelayanan

memberiakn pelayanan  terbaik kepada seluruh nasabah dengan sikap ramah, sopan, tulus dan rendah hati sehingga dapat memberikan kepuasaan 

Paduan perilaku :

* senyum salam sapa

* mendengarkan dengan sepenuh hati untuk memenuhi kebutuhan nasabah 

* memberikan layanan dengan sigap, akurat dan cepat 

* siap menerima kritik dan saran untuk perbaikan layanan


Disiplin 

melaksanakan tugas secara tepat waktu , tepat guna dan tepat manfaat

Paduan perilaku :

* tepat waktu 

* bertindak sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku dengan penuh tanggung jawab 

* melaksanakan rencana yang telah ditetapkan 

* menggunakan sarana dan prasarana kantor sebagaimana mestinya


Kerjakeras 

melaksanakan tugas dengan segala upaya untuk mencapai hasil yang terbaik

Paduan perilaku :

* pantang menyerah untuk mencari solusi yang lebih baik

* menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang terbaik

* selalu bersemangat untuk memberikan hasil yang lebih baik 

* tidak cepat puas atas hasil yang dicapai 

* rela mengorbankan kepentingan pribadi demi tercapainya keperntingan perusahaan


Integritas

membangun kepercayaan dengan kejujuran , tanggung jawab, moral, serta satu kata dengan perbuatan 

Panduan perilaku :

* berani menyatakan fakta apa adanya secara transparan dan jujur dengan tetap menjaga rahasia bank dan perusahaan

* menjunjung tinggi kebenaran sesuai dengan kode etik bankir

* melaksanakan tugas dengan ikhlas 

* bersikap terbuka dalam mengungkapkan gagasan dan pendapat

* mencintai pekerjaan dan menjaga citra bank


analisa dari saya :

budaya adalah suatu pola hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama dalam sebuah kelompok yang diwariskan dari generasi ke genarasi.

budaya kerja adalah pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat dan dorongan suatu kelompok untuk mencapai cita-cita , dalam terwujudnya suatu kerja 

setiap perusahaan pasti memiliki nilai-nilai budaya kerja agar perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan dan cita-cita yang diharapkan oleh setiap masing-masing perusahaan, untuk meningkatkan produktifitas kerja untuk menghadapi tantangan yang akan datang dimasa yang akan datang.

manfaat dari adanya budaya kerja :

* meningkatkan produktifitas 

* meningkatkan sikap saling tolong menolong

* saling dapat menghargai pendapat 

* meningkatkan kerjasam yang baik 

* meningkatkan rasa kekeluargaan

* meningkatkan solidaritas yang tinggi

* tanggap terhadap perkembangan dunia luar


nilai- nilai budaya kerja yang digunakan oleh perusahaan Bank DKI yaitu disebut dengan KTTP DKI 

yaitu : 

1. Komitmen

2. Teamwork 

3. Profesional

4. Pelayanan

5. Disiplin

6. Kerjasama 

7. Integritas


sumber : 

http://www.bankdki.co.id/index.php?option=com content&view=article&id=61&itemid=61

http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-budaya-kerja-dan-tujuan-manfaat-penerapannya-pada-lingkungan-sekitar

http://id.wikipedia.org/wiki/budaya


Rabu, 29 September 2010

Membudayakan Etos Kerja Islami

sumber :

Judul asli : Membudayakan Etos Kerja Islami
Penulis : K.H. Toto Tasmara
Penerbit : Gema Insani Press, Jakarta
Tahun : 2002
Jumlah halaman : 242 hlm
Pembedah : Shofia Rija (Mahasiswa Teknik Kimia USU 2004)
Dibedah pada Acara bedah buku KAMMI Korpus Teknik USU)


Etos kerja merupakan totalitas kepribadian diri serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu yang bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high performance).
Etos kerja muslim didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal saleh. Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah yang didera kerinduan untuk menjadikan dirinya sebagai sosok yang dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang amanah, menunjukkan sikap pengabdian sebagaimana firman Allah, “Dan tidak Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzaariyat : 56)

Seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang selalu obsesif atau ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat yang merupakan bagian amanah dari Allah. Cara pandang untuk melaksanakan sesuatu harus didasarkan kepada tiga dimensi kesadaran, yaitu :
• Dimensi makrifat (Aku Tahu)
Makrifat Alam Diri Pribadi
Ringkasan, Membudayakan Etos Kerja Islami 1

7 knows
1. tahu siapa aku, apa kekuatan dan kelemahanku
2. tahu apa pekerjaanku
3. tahu siapa pesaingku dan kawanku
4. tahu produk yang akan dihasilkan
5. tahu apa bidang usahaku dan tujuanku
6. tahu siapa relasiku
7. tahu pesan-pesan yang akan kusampaikan

• Dimensi hakikat (aku berharap)
Sikap diri untuk menetapkan sebuah tujuan kemana arah tindakan dilangkahkan. Setiap pribadi muslim meyakini bahwa niat atau dorongan untuk menetapkan cita-cita merupakan ciri bahwa dirinya hidup.
• Dimensi syariat (aku berbuat)
Pengetahuan tentang peran dan potensi diri, tujuan serta harapan-harapan hendaklah mempunyai arti kecuali bila dipraktikkan dalam bentuk tindakan nyata yang telah diyakini kebenarannya.
Bekerja untuk mencari fadhilah karunia Allah, menjebol kemiskinan, meningkatkan taraf hidup, martabat, dan harga diri.
Harapan (hope) hanya bisa diraih bila memenuhi kualitas kepribadian yang secara metaforis dapat digambarkan dalam rumus :
Quality of your (head + heart + hand) + hard working = hope
Yang membedakan semangat kerja dalam Islam adalah kaitannya dengan nilai serta cara meraih tujuannya. Bagi seorang muslim bekerja merupakan kewajiban yang hakiki dalam rangka menggapai ridha Allah. Sedangkan orang kafir bermujahadah untuk kesenangan duniawi dan untuk memuaskan hawa nafsu.
Dijepang dikenal sebuah istilah Keizen yang dipelopori oleh Masaaki Imai, yakni semangat untuk terus-menerus melakukan perbaikan yang melibatkan setiap orang mulai dari pimpinan puncak sampai pekerja lapangan. Salah satu motonya adalah “Engineers at Japanese plants are often warned, ‘There will be no progress if you keep on doing things exactly the same way’” (para insinyur di Jepang sering diingatkan akan sebuah moto, ‘Tidak pernah akan ada kemajuan jika Anda mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama dari waktu ke waktu)

25 ciri etos kerja muslim :
• Mereka kecanduan terhadap waktu → Menyusun tujuan, realisasi, kerja, evaluasi
• Hidup berhemat dan efisien
• Ikhlas
• Jujur
• Memiliki komitmen → Tekad dan keyakinan, tidak mudah menyerah
• Istiqomah
Ringkasan, Membudayakan Etos Kerja Islami 2
• Berdisiplin → berhati-hati dan tanggungjawab dalam kerja
• Konsekuen dan berani menghadapi tantangan
• Memiliki sikap percaya diri
• Kreatif
• Bertanggungjawab → kerja sebagai amanah
• Mereka bahagia karena melayani/ menolong
• Memiliki harga diri
• Memiliki jiwa kepemimpinan
• Berorientasi ke masa depan
• Memiliki jiwa wiraswasta
• Memiliki insting bertanding
• Mandiri (Independent)
• Kecanduan belajar dan haus mencari ilmu
• Memiliki semangat perantauan
• Memperhatikan kesehatan dan gizi
• Tangguh dan pantang menyerah
• Berorientasi pada produktivitas
• Memperkaya jaringan silaturahim
• Memiliki semangat perubahan

Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai etos kerja yang islami adalah :
1. Percaya diri dan optimis
2. Jiwa yang merdeka
3. Allah always in my heart
4. Berwawasan
5. Memiliki kemampuan bersaing
6. Berpikir positif
7. Memiliki harga diri
8. Berorientasi ke depan

Masalah –masalah yang menghambat etos kerja :
1. Kesalahan paradigma berpikir terhadap tindakan, cth : pesimis, aku tidak bisa
2. Kesalahan paradigma beribadah, cth : ibadah hanya sebatas maghdah
Ringkasan, Membudayakan Etos Kerja Islami 3



" Analisa Pribadi "

setiap orang memang hendaknya memiliki etos kerja. etos kerja yang dimiliki dapat memberikan pengaruh positif untuk keberhasilan didalam hidupnya. tidak terkecuali untuk para muslim, mereka biasanya memiliki keinginan kuat untuk mencapai suatu keinginan.

seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang selalu obsesif atau ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat yang merupakan bagian amanah dari allah. setiap muslim yang memiliki etos kerja yang baik biasanya memiliki beberapa sifat positif contohnya saja kejujuran dalam setiap usahanya, kedisiplinan dalam melakukan suatu pekerjaan serta memiliki tekat dan kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu.

http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1039&q=etos+kerja+orang+muslim&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=d40a4a5cb30e920a

pustakahanan.googlepages.com/RingkasanEtosKerjaIslami_TotoTasmara.pdf



Rabu, 05 Mei 2010

Langkah Metode Ilmiah

LANGKAH METODE ILMIAH

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Langkah langkahnya ialah:

Menyusun Rumusan Masalah

a. perumusan masalah

b. pembuatan kerangka berfikir

c. penarikan hipotesis

d. pengujian hipotesis/eksperiment, dan

e. penarikan kesimpulan.



A. Perumusan masalah

Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal. Ketertarikan ini karene manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dapat diketahui factor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut.

B. Pembuatan kerangka berfikir

Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan langsung.

C. Penarikan hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun Hipotesis.

D. Pengujian Hipotesis/eksperiment

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.

E. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.

Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi petrsyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebanarannya.

localheroes-jogja.blogspot.com/2009/02/langkah-metode-ilmiah.html

Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.


unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.Karakterisasi (observasi dan pengukuran)
2.Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan pengukuran)
3.Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4.Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

Apa ciri karya tulis ilmiah?
Kaya tulis ilmiah berbeda dengan karya tulis jurnalistik. Karya tulis ilmiah juga berbeda dengan karya tulis prosa fiksi. Perbedaan itu terlihat pada hal-hal berkut.
Apabila karya tulis jurnalistik mendeskripsikan objek atau menceritakan peristiwa sebagai tujuan utama penulisan, karya tulis ilmiah mendeskripsikan objek atau menceritakan peristiwa sebagai bukti yang mendasari penyimpulan sebuah teori. Oleh karena itu, tugas jurnalis adalah “memfoto” fenomena apa adanya, tanpa diikuti komentar atau analisis teori. Sebaliknya, tugas ilmuwan atau akademisi adalah menganalisis fenomena berdasarkan teori tertentu.
Apabila karya tulis prosa fiksi menonjolkan ekspresi emosi atau perasaan, karya tulis ilmiah menonjolkan ekspresi akal pikiran. Oleh karena itu, pengarang prosa fiksi bebas mengekspresikan imajinasinya yang subjektif. Sebaliknya, penulis karya ilmiah bebas mengekspresikan analisis logis yang objektif.
Apa pun jenis karya ilmiah yang ditulis oleh ilmuwan atau akademisi – sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya – harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.
Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.
Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

Manfaat menulis ilmiah :
1. Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan / kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
2. Menulis ilmiah memerlukan literatur, buku-buku ilmiah, kamus, ensiklopedia yang disusun tertib.
3. Oleh sebab pada hakikatnya sebuah karangan ilmiah ialah laporan tentang kebenaran yand diperoleh dari hasil penelitian di lapangan.
4. Karena dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab pembahasan yang berfungsi menganalisis, memecahkan dan menjawab setiap permasalahan sampai tuntas hingga ditemukannya jawaban berupa karya ilmiah.
5. Karena dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab landasan teori atau kerangka teoritis yang berfungsi memaparkan teori-teori para ahli seta mengomentari atau mengkritiknya untuk mendukung dan memperkuat argumen penulis.
6. Bahasa komunikatif ilmiah memiliki syarat :
  a. harus jelas = harus bermakna tunggal tidak boleh ambigu
  b.penempatan gatra (unsur fungsional dalam kalimat) harus lengkap dan dan tepat
  c. diksi atau pilihan kata harus tepat.

Apa itu sikap ilmiah?
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah
Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan seterusnya.
Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.
Sikap ilmiah ini juga harus ada pada diri Anda ketika menyusun buku ilmiah. Kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan sikap ilmiah harus Anda buang jauh-jauh, misalnya sikap menonjolkan diri dan tidak menghargai pendapat orang lain, sikap ragu dan mudah putus asa, sikap skeptis dan tak acuh terhadap masalah yang dihadapi.

Oleh: Masnur Muslich

penalaran induktif

Penalaran Induktif

adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:

Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.

Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.

Pernyataan "semua bintang sinetron berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:

Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

penalaran deduktif

Penalaran Deduktif

adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.

Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,

Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

Silogisme dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.

Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau : binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu.

Dalam hal seperti ini kita perlu mnenentukan:

  1. kesimpulan apa yang disampaikan;

  2. mencari dasar-dasar atau alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya;

  3. menyusun ulang silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan hukum silogisme.

Berdasarkan hal tersebut tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja kebenaran / opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang kita terima.

2. Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya

Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh silogisme hipotesis :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn : Uang tidak ada
K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

3. Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh silogisme alternatif :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah
Mn : Kucing berada di luar rumah
K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah

sumber : http://aristobe74.blogspot.com